PeNceMaRaN NaMa BaiK

Sejak awal minggu ini, ada 1 kejadian di TV yang jujur aja membuat gw sampai mangap melihat beritanya. Berita itu tentang seorang ibu muda yang 'terpaksa' dipenjara karena dianggap MENCEMARKAN NAMA BAIK sebuah RS tempat dia dirawat beberapa waktu lalu. Awalnya gw pikir orang ini mencemarkan nama baik dengan cara biasa, yaitu menulis surat di media cetak atau gak gembar-gembor ngomong sana-sini buat ngejelek2in RS itu. Tapi ternyata gak!

Dan ini yang sebetulnya paling bikin gw miris: Ibu Prita, nama orang itu, cuma menuliskan keluh kesahnya di sebuah email pribadi yang dia tujukan ke teman2 dekatnya!
Gw gak ngerti ya, gimana akhirnya email itu bisa tersebar luas begitu. Tapi yang paling gak gw ngerti, email yang berisi keluh kesah begitu kok bisa ya dijadiin acuan sebagai suatu hal untuk mencemarkan nama baik? Padahal kalo diliat dari sudut pandang gw nih ya, sebenernya si Ibu Prita itu justru sebagai korban lho. Udah sakit, terpaksa dirawat di RS, harus meninggalkan anak2nya yang masih balita, trus harus keluar duit banyak juga untuk perawatan selama di RS, tapi kok masih juga dituduh kayak gitu? Pake acara dipenjara lagi, selama 3 minggu!

Padahal kalau mau sarkas ya, kesalahan dia tuh gak seberapa...dibanding para koruptor yang masih asyik berkeliaran, bahkan sampai ke luar negeri sekali pun. Lalu dimana dong kesalahannya, sampai sebuah keluhan di dalam email pun bisa sampai membuat seseorang dimasukkan ke dalam tahanan? Atau sebagai konsumen kita harus terima dan diam aja atas perlakuan apapun yang kita dapatkan? Gak adil dong itu namanya... Bukankah kita masih berideologi Pancasila, dimana Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dimasukkan ke dalam poinnya?

4 comments:

Anonim mengatakan...

wah..wah.. awas nit, bisa2 loe dipenjara sama mr. koruptor.. :P

eRniTa GaYaTRi mengatakan...

ehehehe, no comment ah...

eh, btw mang ada koruptor yg ngaku koruptor? ;p

t.4.ti - tu mengatakan...

Bicara soal kasusnya mba prita.. kebetulan gw tau (dr cerita jg) dari awal cerita ini sebelum muncul ke media karena kebetulan dy mantan karyawati kantor gw dan suaminya sampai saat ini masih kerja dikantor gw.



Gw beneran prihatin aja, gw terima email (yg belakangan tersebar) tsb agustus tahun lalu dan ga pernah terpikirkan bakal jadi kasus besar saat ini



Nah, gw setuju klo mba prita itu disebut sebagai korban, selain yg ditulis sm qthu (korban jasmani dan material)…si mba prita juga pernah bilang kalo dy jadi phobia sm internet (gw baca dikoran). Cuma gara2 ngeluh/share lewat imel, eh malah jadi masalah besar.

eRniTa GaYaTRi mengatakan...

ember,,,
kesian banget kan jadinya

Jejak Langkah