BeRjaGa SaaT MuDik

Mudik seakan udah menjadi tradisi di Indonesia. Setiap tahun menjelang lebaran atawa Idul Fitri, pasti banyak orang mulai berbondong2 memesan tiket ke kampung halamannya masing2. Ada yang menggunakan pesawat terbang, kapal laut, kereta api, bahkan bus antar kota. Bahkan sejak beberapa tahun terakhir ini, gak sedikit orang yang memilih untuk pulang ke kampung halamannya menggunakan mobil pribadi maupun motor. Walau dengan kendaraan yang berbeda, tujuan mereka sebenarnya cuma 1: berkumpul bersama keluarga besarnya di kampung halaman masing2!

Perjalanan jauh yang membuat badan gak fit, apalagi sambil menjalankan puasa, ternyata membuat banyak pemudik yang akhirnya menjadi korban. Entah itu karena kecelakaan di jalan, atau juga karena ulah 'orang2 jahat' yang ingin mengambil kesempatan di tengah kesemerawutan tradisi mudik ini. Itu sebabnya Polri menurunkan hampir seluruh personelnya untuk mengamankan aksi mudik ini setiap tahun (*eh, mudik tuh aksi bukan sih? :D).

Dan seperti gak mau kalah, PMI pun ikut menerjunkan anggotanya dalam acara mudik2 ini. Bedanya, tugas mereka bukan untuk memberikan pengamanan seperti para polisi itu, tapi untuk membantu pemudik yang bermasalah dengan kesehatannya. Entah sakit, entah terlalu capai, pokoknya yang gitu2 deh.

Gara2 melihat ambulans PMI di parkiran Stasiun Gambir kemarin sore, alhasil gw jadi inget lagi deh pengalaman saat Ramadhan pas SMP dulu. Saat itu gw, yang emang menjabat sebagai ketua PMR di sekolah, diminta oleh kakak2 PMI untuk membantu mereka menjadi relawan yang berjaga di stasiun. Gak cuma gw sendiri sih memang, karena saat itu ada beberapa teman dari sekolah gw yang dikasih jadwal. Selebihnya, ya teman2 dari sekolah lainlah...plus kakak2 PMI itu tentunya.

So, jadilah saat itu gw dikasih latihan tambahan sama mereka. Seru pastinya, secara gw excited banget menerima berbagai teori baru yang sama sekali belum pernah gw dapat. Apalagi begitu mendekati waktu gw untuk benar2 praktik di lapangan, makin deg2an aja deh rasanya. Soalnya bukan apa2, selama ini gw kan sama sekali belum pernah merasakan mudik. Jadi benar2 gak kebayang deh gimana rasanya berdesak2an di stasiun selama berjam2 buat menunggu kereta ;p

Makanya begitu harinya tiba, gw udah beneran pasrah. Pasrah sepasrah2nya. Ya abis badan gw yang cuma segini gedenya, terpaksa berdiri di tengah lautan manusia yang berbaur dengan ratusan koper, tas, kardus, dan barang bawaan lainnya. Apalagi saat itu gw kebagian membawa tabung oksigen yang gede gitu (gak tahu yang ukuran berapa liter, yang jelas berat buangetz... ;p), sambil tetap berpuasa. Jadi yaaaa...agak sedikit jadi beban juga deh. Apalagi gw orangnya paling gak bisa ngeliat orang banyak gitu. Bisa senewen sendiri deh. Kepala pusing, keringat dingin, napas sesak, pokoknya gak banget deh.

Dan akhirnya setelah hampir 4 jam gw berdiri di 'pos' jaga sambil tengak-tengok ke kanan-kiri, gw pun mulai nyerah. Bukannya menemukan pemudik yang terkapar, yang ada malah gw yang kehilangan kesadaran. Cuma sebentar sih kayaknya, tapi begitu mata gw kembali terbuka...saat itu juga gw merasa sebuah keanehan. Gw pindah tempat; gak lagi di antara lautan pemudik di luar sana, tapi justru berbaring di tengah orang2 yang juga sedang terkapar pos kesehatan. Duh, maluuu...orang medis kok malah butuh perawatan medis ;p

4 comments:

t.4.ti - tu mengatakan...

wah...gw juga dai ikutan review nih. jaman kuliah dulu pernah diterjunkan jadi bala bantuan medis di stasiun senen.
Seru sih, cuma yah itu...pusing ngeliat orang yg saking banyaknya tumpah di stasiun...

nek template lo lumayan bagus koq, cuma koq gw jadi keingetan blognya raditya dika, ampir mirip2 gitu....

eRniTa GaYaTRi mengatakan...

iya seru bgt sbnrnya jaga di stasiun pas musim mudik gitu, cm gak tahan pusingnya...ampun deh ;p

masa sih mirip Radit?
tar coba gw mampir k blog dia... ;)

bungabambu mengatakan...

aku suka tampilan blogmu...
benar-benar buku corat-coret.
nice!

eRniTa GaYaTRi mengatakan...

wah, makasih Mas Har...
selamat datang kembali di rumah baruku ;)

Jejak Langkah