HaTi2 dG PeLeceHaN


Sekitar setahun lalu, seorang teman perempuan pernah bercerita secara menggebu. Intinya tentang ketidaksukaan dia terhadap atasannya yg dia anggap telah melakukan pelecehan kepadanya. Saya, yang kebetulan mengenal betul siapa atasan yg dimaksud, cuma diam mendengarkan. Bukan karena takut salah bicara atau apa, tapi saya sengaja membiarkan dia mengeluarkan unek-uneknya. Saat itu saya memang sengaja merelakan diri menjadi tempat sampah di depannya. Yg gak hanya mendengarkan rentetan kata yg terlepas dari celah bibirnya, tapi juga melihat air mata yang telah sengaja dipendamnya sejak lama.

Sebagai sesama perempuan, terus terang saya bisa ikut merasakan kegelisahannya. Siapa sih yang merasa nyaman diperlakukan ‘enggak sopan’ gitu? Apalagi sama orang yang sering berinteraksi dengan kita sehari2. Itu sebabnya, saat itu saya menyarankan agar teman tsb melaporkan hal itu kepada atasannya yg lain. Kalau bisa yg sesama perempuan, supaya lebih enak utk menceritakannya lg.

Setelah obrolan itu, akhirnya kami berdua mencari info lewat mbah google. Intinya sih pengin cari tahu, apa sebenarnya yg dimaksud dg pelecehan & sejauh mana suatu perbuatan bisa dianggap sebagai pelecahan oleh korbannya? Dan ternyata jawabannya adalah… apapun perbuatan dan atau perkataan seseorang lawan jenis yg menurut kita terlalu ‘berlebihan’ & membuat gak nyaman, ternyata udah masuk ke dlm kategori ini lho. Udah gitu pelakunya bukan aja dr orang yg kita gak kenal, tp kebanyakan justru dr orang yg sering berinteraksi dg kita sendiri. Kayak atasan & pasangan, misalnya.

Nah, makanya sejak itu terus terang saya jadi agak parno, jd lebih concern sm diri sendiri. Karena saya merasa, ketika saya menghargai diri sendiri…itu artinya saya menginginkan hal yg sama dr orang2 di sekitar.

Itu sebabnya ketika ada teman cowok yg melakukan ‘hal itu’ sejak beberapa waktu lalu, terus terang saya mulai gak nyaman. Saya gak suka diperlakukan demikian. Saya kesal. Saya marah. Makanya ketika saya mulai merasa kewalahan menghadapinya, akhirnya saya menyerah. Saya menceritakan hal itu ke pacar, berharap dia bisa ikut membantu menyelesaikannya utk saya. Apalagi dia jg mengenal orang tersebut, jadi terus terang sih saya harap ‘si pelaku’ agak takut aja gt dg intimidasi yg diterimanya.

Hmm, awalnya sih emang gak pengin si pacar tahu. Tapi kalo udah kelewatan ya gimana dong? Memang belum kelihatan hasilnya sih. Tapi saya berharap banget ini gak makin berlarut2. Abis males aja kali, kl terus2an dijadiin ‘objek’ gitu. Dikira enak apa?  

Double kampret…

0 comments:

Jejak Langkah