PeRSauDaRaaN SePeRTi kRiSTaL

Kalau dibilang persahabatan bagai kepompong, maka gw akan bilang kalau persaudaraan bagaikan kristal. Kenapa gw bilang gitu? Karena gw baru nyadar, kalau memperlakukan persaudaraan tuh gak jauh beda dengan memperlakukan sebuah kristal. Harus super duper hati2 banget supaya gak pecah. Karena kalau sampai pecah, mau direkat kayak apa juga susah. Dan seandainya pun berhasil melekat lagi, pasti akan ada bekas yang tertinggal. Iya kalau bekasnya gak kasat mata atau cuma di permukaan aja, tapi kalau ternyata sampai membekas ke 'dalam' gimana?

Itu juga alasannya kenapa gw berusaha untuk selalu terlihat "santai" di depan saudara2, walau saat itu sebenarnya banyak banget hal yang "mengganjal". Bahkan gw selalu berusaha untuk gak mencampuri urusan mereka kalau memang gak diminta. Kenapa? Ya karena gw pun pengin mereka melakukan hal yang sama ke gw, gak berusaha ikut campur di dalam hidup gw.

Tapi akhirnya gw sadar kalau hal ini gak akan semudah apa yang gw pikir selama ini. Karena berada di antara 2 keluarga besar tuh gak gampang, apalagi untuk bisa "sendiri". Karena merasa telah menjadi saudara sejak lama, alhasil mereka2 itu akhirnya merasa telah mengenal gw seutuhnya. Padahal gak begitu kenyataannya. Karena jangankan mereka, terkadang gw pun suka merasa gak mengenal diri gw sendiri kok...
Masalahnya, terkadang ada saudara yang menurut gw "gak banget". Ngakunya saudara, tapi tingkah lakunya malah kayak orang yang gak kenal. Hmm, kalo istilah gw nih... sahabat lebih seperti saudara dibanding saudara sendiri.

Hmpfh...ribet!!!

1 comments:

Billy Koesoemadinata mengatakan...

emang.. postingan loe ribet

tapi, sodara = kristal? bisa jadi.. tapi bukan karena gampang pecah dan kalo pecah bisa ada bekas,, tapi lebih karena valuenya yang amat tinggi

dan lagi kalo sahabat kaya' sodara, hmm.. agak sedikit susah sih buat nyebutinnya.. tapi yah, gue sih lebih prefer semua orang punya hidup masing2, dan ga semua orang pengen dicampuri - termasuk kita sendiri.. baik itu sodara, ataupun sobat

Jejak Langkah